Pages

Harap dan cemas

 *ROJA' DAN KHAUF (HARAP DAN CEMAS)*
*________________________________*
*(وعليك) بالرجاء والخوف*
*________________________________*
(وعليك) بالرجاء والخوف فإنهما من أشرف ثمرات اليقين وقد وصف الله بهما عباده السابقين فقال وهو أصدق القائلين: (أولئك الذين يدعون يبتغون الى ربهم الوسيلة أيُّهم أقرب ويرجون رحمته ويخافون عذابه إن عذاب ربك كان محذوراً) وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم قال الله تعالى: "أنا عند ظن عبدي بي فلْيظنَّ بي ما يشاء" وقال عليه الصلاة والسلام، قال الله تعالى: "وعزتي وجلالي لا أجمع على عبدي أمنين ولا خوفين إن هو أمِنَني في الدنيا أخفته يوم أبعث عبادي وإن هو خافني في الدنيا أمَنته يوم أجمع عبادي".
Hendaklah engkau memperbanyak perasaan harap dan cemas, harap di sini ialah selalu menginginkan rahmat Allah dan senantiasa cemas dan takut pada siksa Allah, karena kedua sifat ini merupakan sifat keyakinan yang termulia.
Maha benar Allah _Subhanahu wata'ala_ dalam firman-Nya:
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا [١٧:٥٧]
_*“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”* (QS. al-Isra`: 57)_
Dalam hadist qudsi, Allah berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عِبْدِيْ بِيْ فَلْيَظُنَّ بِيْ مَا شَاءَ.
_*“Aku tergantung pada sangkaan hamba-Ku, maka terserahlah dalam berperasangka kepada-Ku.”* (HR. Bukhari dan Muslim)_
Dalam hadist qudsi yang lain, Allah _Subhanahu wata'ala_ juga berfirman:
وَعِزَّتِيْ لَا أَجْمَعُ عَلَى عَبْدِيْ أَمَنَيْنِ وَلَا خَوْفَيْنِ إِنْ هُوَ أَمَنَنِيْ فِيْ الدُّنْيَا أَخَفْتُهُ يَوْمَ أَبْعَثُ عِبَادِيْ وَإِنْ هُوَ خَافَنِيْ فِي الدُّنْيَا أَمَنْتُهُ يَوْمَ أَجْمَعُ عِبَادِيْ.
_*“Demi kemuliaan-Ku, Aku tidak mengumpulkan atas hamba-Ku dua kesentosaan dan dua ketakutan. Apabila hamba-Ku merasa aman dari-Ku di dalam kehidupan dunia, Aku akan memberi ketakutan kepadanya di hari bangkitnya hamba-hamba-Ku dari alam kubur. Dan apabila hamba-Ku takut dengan-Ku di dalam kehidupan dunia, Aku akan memberi kesejahteraan kepadanya di hari berkumpulnya hamba-hamba-Ku.”* (HR. Abu Nu`aim)_
وأصل الرجاء معرفة القلب بسعة رحمة الله وجوده وعظيم فضله وإحسانه وجميل وعده لمن عمل بطاعته فيتولد من هذه المعرفة حالة فرح تسمى الرجاء. وثمرته المقصودة منه كثرة المسارعة في الخيرات، وشدة المحافظة على الطاعات فإن الطاعة هي السبيل الموصلة إلى رضوان الله وجنته.
_*Raja`* (harapan)_ ialah makrifat hati terhadap keluasan rahmat Allah, kedermawanan, keagungan, keutamaan, dan kebaikan janji-Nya bagi orang yang taat kepada-Nya.



Dari makrifat ini timbul suatu keadaan bahagia yang dinamakan _*raja`*_ dan hasil-hasil yang dicapai dari sifat ini ialah berlomba-lomba menjalankan kebaikan dan benar-benar menjaga ketaatan kepada Allah, karena ia telah mengetahui bahwa taat adalah salah satu jalan yang menghubungkan dirinya dengan rida dan sesama Allah Swt.
وأما الخوف فأصله معرفة القلب بجلال الله تعالى وقهره وغناه عن جميع خلقه وشديد عقابه وأليم عذابه اللذين توعد بهما من عصاه وخالف أمره فيتولد من هذه المعرفة حالة وجَل تسمى الخوف. وثمرته المقصودة منه ترك المعاصي وشدة الاحتراز منها فإن المعصية هي الطريق الموصلة إلى سخط الله ودار عقوبته.
_*Khauf* (cemas)_ ialah makrifat hati terhadap keagungan Allah, kepedihan siksa-Nya pada orang-orang yang senantiasa bergelimang dengan dosa dan kemaksiatan serta melalaikan perintah-perintah-Nya.
Hasil-hasil yang dicapai dari sifat khauf ini ialah meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhinya karena ia sadar bahwa kemaksiatan itulah yang mengantarkannya pada murka dan siksa Allah Swt.
وكل رجاء وكل خوف لا يحملان على فعل الموافقات وترك المخالفات معدودان عند أرباب البصائر من الترَّهات والتهويسات التي لا حاصل لها ولا طائل تحتها فإن من رجا شيئاً طلبه ومن خاف شيئا ًهرب منه لا محالة.
Setiap harapan yang tidak mendorong seseorang untuk berbuat segala kebaikan dan rasa cemas yang tidak memacu seseorang untuk tidak menjauhi segala kemaksiatan, keduanya tidak berguna dan tak berarti dalam tata kehidupan beragama setiap orang menurut pendapat sebagian orang makrifat. Karena barangsiapa mengharap sesuatu pasti ia mencarinya, dan barangsiapa takut terhadap sesuatu, tentu ia akan lari menjauhinya.
(واعلم) أن الناس ثلاثة "عبدٌ" قد أناب إلى ربه واطمأنت نفسه به وانقشعت ظلمات شهواته بإشراق أنوار قربه فلم تبق له لذة إلاَّ في مناجاته ولا راحة إلا في معاملته فصار رجاؤه شوقاً ومحبة وخوفه تعظيماً وهيبة،
Ada tiga kelompok manusia sehubungan dengan harap  dan cemas:
_*Pertama*_, manusia yang telah bertobat kepada Allah Swt., tenang dan tentram hatinya bila selalu bersama-Nya serta hilanglah segala bisikan hawa nafsu yang ada pada dirinya dengan cahaya pendekatannya pada Allah.
Ia pun tak pernah merasakan lezatnya hidup kecuali dengan bermunajat kepada Allah dan tak akan merasa senang kecuali ketika ia sedang berhubungan dengan-Nya.
Dalam keadaan seperti ini, rasa harapnya berubah menjadi rasa rindu dan cinta kepada Allah, sedangkan rasa cemasnya menjadi rasa pengagungan dan rasa takut kepada Allah.
"وعبدٌ" لا يأمن على نفسه من التقاعد عن المأمورات والركون إلى المحظورات، والذي ينبغي لهذا العبد استواء الخوف والرجاء حتى يكونا كجناحي الطائر. وفي الحديث: "لو وزن خوف المؤمن ورجاؤه لاعتدلا" وهذا حال أكثر المؤمني .
_*Kedua*_, manusia yang tak mampu menjaga dirinya untuk selalu menjalankan perintah bahkan cenderung melakukan hal-hal yang dilarang oleh-Nya. Untuk tipe manusia seperti ini, hendaknya ia mampu menyeimbangkan harap dan cemasnya laksana dua sayap burung yang kemampuannya dalam terbang selalu seimbang.
Rasulullah saw. bersabda,
لَوْ وُزِنَ خَوْفُ الْمُؤْمِنِ وَرَجَاؤُهُ لَاعْتَدَلَا.
_*“Andaikan rasa cemas dan harap seorang mukmin ditumbang, maka keduanya pasti seimbang.”* (al-Hadist)_
Memang sebagian besar kaum mukminin memiliki tingkat keseimbangan yang sama antara rasa harap dan cemas.
"وعبدٌ" قد غلب عليه التخليط واستولى عليه التفريط، فاللائق به غلبة الخوف عليه لينزجر عن المعاصي إلا عند الموت فينبغي أن يكون رجاؤه غالباً على خوفه لقوله عليه الصلاة والسلام: "لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله".
_*Ketiga*_, manusia yang dirinya telah dikuasai oleh kelalaian dan tak mampu membedakan halal dan haram, maka tipe manusia seperti ini sebaiknya lebih menitikberatkan rasa cemasnya daripada harapannya agar ia dapat terhindar dari segala kemaksiatan, kecuali ketika ia akan meninggal dunia, maka rasa harap yang harus ia titikberatkan.
Sabda Rasulullah saw.:
لَا يَمُوْتُنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ حُسْنُ الظَّنِّ بِاللَّهِ.
_*“Sungguh, janganlah meninggal dunia salah satu di antaramu, kecuali ia berbaik sangka dengan Allah (yakni menyangka Alllah mengampuni dosanya).”* (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah)_
      وَاللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصّوَابِ 

Mas Tama

Instagram