Hantu adalah makhluk alam lain yang sangat menakutkan (dalam ceritanya) dan sering mengganggu manusia atau sekedar menakuti. Dalam perkembangan jaman sekarang ini semakin banyak sekali hantu hantu jenis baru yang hadir dan meramaikan khasanah perhantuan, dan posting kali ini saya ingin berbagi ilmu tentang bagaimana cara mengatasi hantu hantu tersebut, karena beda type beda cara mengatasinya…. Yukkk cuss ke TKP
- POCONG
Pocong adalah jenis hantu yang sangat menakutkan dan banyak ditakuti oleh kebanyakan orang, dia adalah penampakan yang menyerupai keadaan orang mati yang dibungkus kain kafan, dan yang bikin menarik adalah karena dia dibungkus kafan yang artinya adalah badannya di ikat oleh tali kafan maka si hantu gak bisa jalan, jadi si hantu berpindah tempat dengan jalan melompat-lompat, (kasihan yaaa…)
Dan karena keharusannya itulah maka tidak pernah kita jumpai yang namanya hantu pocong gendut, karena mungkin memang dengan melompat lompat itu bisa dengan cepat membakar lemak tubuh, (anda mau coba? )
Kebiasaan hantu yang satu ini diceritakan sering muncul di sekitar pohon pisang, padahal saya anggap itu aneh, emang si pocong gak takut tu kain kafan kena getah pohon pisang apa ya.. kan kalau kena getah pohon pisang kainnya jadi gak bisa putih lagi, di cucipun gak ilang, kan pocongnya jadi gak cantik lagi..
Kalau anda sedang beruntung (atau bisa dibilang apes) bertemu dengan hantu yang satu ini maka anda jangan khawatir.. saya ada solusinya.. simaklah berikut solusinya:
Pertama carilah batu atau pecahan batu bata
Kemudian gambarlah kotak seperti gambar diatas
Setelah itu segeralah anda ngacir
Dengan begitu si pocong tidak akan bisa mengikuti anda, karena kalau dia melompat melewati kotak kotak yang anda gambar tadi begitu sampai ujung dia akan balik arah dan melompat ke tempat semula, karena begitulah aturan mainnya..
- KUNTIL ANAK
Kuntilanak atau yang nama bekennya kini telah diganti dengan si kunti adalah penampakan hantu yang menyerupai wanita berambut panjang dan bergaun putih, yang paling khas dari hantu yang satu ini adalah suara ketawanya yang menyejukkan hati.
Untuk mengatasi hantu yang satu ini yang anda perlukan adalah sebuah sebuah kertas dan spidol, jika anda bertemu dengan makhluk setengah cantik itu segera tulis mantra di kertas itu dan tunjukkan padanya, maka dijamin dia akan ngacir sambil lari terbirit birit, mantra yang harus anda tulis adalah seperti ini : “saya adalah Tukang cukur rambut, Mau aku botakin?”
- SUSTER NGESOT
Suster ngesot adalah hantu pendatang baru yang namanya kini mulai naik daun dan menjadi kandidat pesaing kuntil anak, hantu yang satu ini berwujud seperti wanita cantik berpakaian suster rumah sakit, dengan luka di sekujur tubuh dan dia brpindah tempat dengan ngesot.
Untuk mengatasi hantu yang satu ini sangatlah mudah, jika anda bertemu dengan dia maka segera sebar paku payung di depan dia, maka siap siap aja tu suster ngesot pantatnya bolong gara gara kena paku payung, dan mungkin dia harus ganti nama jadi suster bolong.
- NENEK GAYUNG
Nenek gayung adalah type hantu yang kini mulai banyak beredar juga dipasaran, dia berwujud seperti nenek nenek yang membawa gayung kemana mana, jika anda bertemu dengan hantu yang satu ini…. Ya ga’ apa apa, orang kagak serem, apa seremnya sih nenek-nenek bawa gayung, kalau abang abang bawa parang tuw baru serem…
Sekian dulu tips dari saya, bila masih ada jenis hantu lain yang sering mengganggu anda dan ingin tahu tips cara mengatasinya silahkan tulis aja di komentar, atau barang kali ada yang punya tips yang lebih ampuh silahkan bagi ama temen-temen, buat hantu yang lagi baca postingan ini dilarang komentar, komentar hanya untuk manusia aja ya….
Salam dari mastama
Dalam kemajuan dan perkembangan kehidupan masyarakat di dunia, Batu Permata dan Batu Akik dilihat selalu menjadi pendamping yang sangat sering digunakan sebagai pelengkap dalam kegiatan seperti Akitifas kantor, Sekolah, Berdagang, Berpergian, Pameran, Pernikahan, dan Pertemuan-Pertemuan Formal maupun Informal. karena Batu Permata dan Batu Akik merupakan perhiasan yang paling tepat untuk disandingkan dan dijadikan pilihan aksesoris mewah dan eksklusif.
Dari beberapa negara pada 5 Benua di Dunia hanya terdapat sedikit sekali tempat yang menjadi pusat masuknya Batu Permata dan Batu Akik, seperti di Negara Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Indonesia, Belanda, Jepang, Rusia, China, Australia, India, Thailand, dll.
Maka ketika kita membahas tentang sejarah Batu Permata dan Batu Akik di Indonesia maka kita dapat melirik salah satu tempat yang sudah cukup tua keberadaannya di indonesia, yaitu Rawa Bening (Jatinegara), yang terletak di Ibu Kota Negara Indonesia, DKI Jakarta. Dimana merupakan salah satu pusat masuknya Batu Permata dan Batu Akik dunia.
Kemudian untuk mengetahui lebih dalam tentang sejarah batu yang mungkin membuat ketertarikan diri dapat langsung dicari sendiri di berbagai buku, blog situs, dan berkunjung kepusat-pusat batu disetiap daerah guna mendapat referensi pengetahuan tentang Batu Permata dan Batu Akik. Semoga Informasi yang diberikan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
*HANYA MENGINJAK AL QUR'AN?*
Dosen yang terkenal liberal itu mulai berceramah. Namun, ia tidak langsung masuk ke mata kuliahnya. Ia justru berbicara tentang fenomena umat Islam yang menurutnya pemarah. Ada yang memprotes adzan, marah. Ada yang membakar Al Qur'an, marah. Ada yg melecehkan surat Al Maidah, marah.
Padahal, menurutnya, yang dibakar itu hanya kertas. Sedangkan Al Qur'an yang sebenarnya ada di *_lauhul mahfudz_*. Tak bisa dibakar, tak bisa dilecehkan.
_“Saya benar-benar heran dengan umat Islam. Terlalu lebay, menurut saya. Hanya karena ada yang menginjak mushaf Al Qur'an, mereka marah lalu ribuan orang menggelar demonstrasi di mana-mana. Padahal yang dibakar itu cuma kertas. Hanya media tempat menulis Al Qur'an. Al Qur'an aslinya ada di lauhul mahfuzh,”_ kata dosen itu.
_“Saya pikir para mahasiswa harus dicerdaskan soal ini.”_
Ruang kuliah itu hening beberapa saat. Sebagian mahasiswa agaknya setuju dengan pemikiran sang dosen. Hingga kemudian, seorang mahasiswa yang dikenal cerdas mengacungkan tangan.
_“Memang Al Qur'an itu, hakikatnya ada di lauhul mahfuzh,”_ katanya sambil berjalan mendekati dosen.
_“Maaf, Pak. Boleh saya melihat makalah Bapak?”_
Wajah mahasiswa lainnya menegang. Mereka khawatir akan ada insiden yang tidak terduga antara mahasiswa yang dikenal sebagai aktifis dakwah itu dengan dosennya yang liberal.
_“Makalah ini bagus Pak,”_
Wajah-wajah yang tadinya sempat tegang kini normal kembali. Namun itu hanya sesaat, karena setelah itu, mahasiwa tersebut melempar makalah ke lantai kemudian menginjaknya.
_“Sayang sekali analisanya kurang komprehensif”_
Tak cukup menginjak. Ia ludahi makalah itu kemudian ia injak-injak lagi. Praktis makalah tersebut menjadi kotor dan rusak.
Di dekatnya, sang dosen melotot. Mukanya merah padam. Kedua telapak tangannya menggenggam erat.
_“Kurang ajar...!!! Kamu menghina karya ilmiah saya. Kamu menghina pemikiran saya,”_ kata sang dosen sembari melayangkan tangannya ke arah mahasiswa. Namun, dengan cekatan mahasiswa itu menangkisnya.
_“Marah ya Pak? Saya hanya menginjak kertas. Saya hanya meludahi kertas. Saya hanya melecehkan kertas. Saya tidak melecehkan pemikiran Bapak karena pemikiran Bapak ada di kepala Bapak. Saya kan tidak menginjak kepala Bapak. Saya pikir Bapak harus dicerdaskan soal ini.”_
Mendengar itu, sang dosen tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia seperti mendapatkan serangan balik yang mematikan. Segera, buku-bukunya dikemasi dan ia meninggalkan ruang kuliah itu dengan muka merah padam.
*Semoga tambah ilmu pengetahuan untuk kita semua*
silahkan share utk menangkal pemahaman liberal..
*Mari jaga Al Qur'an!!!*
*ABUL ABBAS AL MURSYI RA*
Khalifah besar thariqah syadziliyah
*Nama dan Nasabnya :*
Wali Qutb kita ini adalah al-Imam Syihabuddin Abu al-Abbas, Ahmad bin Umar al-Anshory, al-Mursi radiallahu 'anhu. sebagian ahli sejarah ada yang mengatakan bahwa nasab beliau sampai pada sahabat Sa'ad bin Ubadah radiallahu 'anhu pemimpin suku Khazraj. Al-Mursi dilahirkan tahun 616 H (1219 M) di kota Marsiyyah, salah satu kota di Andalus Spanyol.
*Masa kanak-kanak al-Mursi*
Al-Mursi melewatkan masa kecilnya yang penuh berkah di tanah kelahirannya itu. Lazimnya seorang alim dan pendidik, ayahnya mengirim al-Mursi kecil kepada salah satu waliyullah untuk membimbing menghapal Alquran dan mengajarinya ilmu-ilmu agama. Secepat kilat ia terlihat kehebatan dan kecerdasannya. Lebih dari itu ia yang masih sekecil itu telah memperoleh anugrah Allah berupa cahaya ilahi yang merasuk dalam kalbunya. Suatu ketika al-Mursi bercerita : "Ketika aku masih usia kanak-kanak aku mengaji pada seorang guru. Aku menorehkan coretan pada papan. Lalu guru tadi mengatakan :" seorang sufi tidak pantas menghitamkan yang putih". Seketika aku menjawab : "permasalahannya bukan seperti yang Tuan sangka. Tapi yang benar adalah seorang sufi tidak pantas menghitamkan putihnya lembaran hidup dengan noda dan dosa".
Al-Mursi kecil juga mengatakan: "ketika aku masih kanak-kanak, di sebelah rumahku ada tukang penguak rahasia (peramal) lalu aku mendekatinya. Besoknya aku datang ke guruku yang termasuk waliyullah. Maka guruku itu mengatakan padaku satu syair: "Wahai orang yang melihat peramal sembari terkesima. Dia sendiri sebetulnya peramal, kalau dia merasa.
*Masa muda*
Al-Mursi meneruskan hidupnya pada jalan cahaya ilahi sampai menginjak dewasa. Semakin hari semakin tambah ketakwaan dan keimanannya. Ayahnya melihatnya sebagai kebanggaan tersendiri. Maka dia dipercaya oleh ayahnya untuk mengelola perdagangannya bersama saudaranya Muhammad Jalaluddin. Dengan begitu, ia telah mengikuti jejak orang-orang saleh dalam hal menggabungkan antara ibadah dan mencari rizqi. Demi menjaga amanat ini ia rela berpindah-pindah tempat dari kota Marsiyah ke kota lainnya untuk berniaga, sambil hatinya berdetak mengingat Allah SWT.
Pada tahun 640 H kedua orang tuanya bersama seluruh keluarga berkeinginan menunaikan ibadah haji. Tapi sayang, takdir berbicara lain. Sesampainya di pesisir Barnih, kapal mereka terkena gelombang. Banyak penumpang kapal yang meningal termasuk kedua orang tuanya. Singkat cerita al-Mursi muda dan saudaranya melanjutkan perjalannya ke Tunis untuk berdagang, meneruskan usaha ayahya.
*Pertemuan dengan al-Syadziliy*
Al-Mursi menceritakan perjumpaannya dengan Syaikh Abu al-Hasan as-Syadzily sebagai berikut: "Ketika aku tiba di Tunis, waktu itu aku masih muda, aku mendengar akan kebesaran Syaikh Abu al-Hasan. Lalu ada seseorang yang mengajakku menghadap beliau. Maka aku jawab : "aku mau beristikharah dulu"! Setelah itu aku tertidur dan bermimpi melihat seorang lelaki yang mengenakan jubah (Burnus) hijau sambil duduk bersila. Di samping kanannya ada seorang laki-laki begitu juga di samping kirinya. Aku memandangi lelaki nan berwibawa itu. sejurus kemudian lelaki itu berkata : "aku telah menemukan penggantiku sekarang"! Di saat itulah aku terbangun.
Selesai menunaikan sholat subuh, seseorang yang mengajakku mengunjungi Syaikh Abu al-Hasan datang lagi. Maka kami berdua pergi ke kediaman Syaikh Abu al-Hasan as-Syadzili. Aku heran begitu melihatnya. Syekh yang ada di hadapanku inilah yang aku lihat dalam mimpi. Dan keherananku semakin menjadi ketika Syekh Abul Hasan berkata padaku: "Telah aku temukan penggantiku sekarang". Persis seperti dalam mimpiku. Selanjutnya beliau bilang : "siapa namamu ?" Lalu aku sebutkan namaku. Dengan tenang dan penuh kewibawaan beliau berujar : "Engkau telah ditunjukkan padaku semenjak 20 tahun yang lalu!".
Semenjak kejadian itu al-Mursi terus mendapatkan wejangan-wejangan dari gurunya Syaikh Abu al-Hasan ini. Mereka berdua membangun pondok (Zawiyyah) Zaghwan di daerah Tunis, di mana as-Syadzili menyebarkan ilmu kepada murid-murid-muridnya yang beraneka ragam latar belakang dan profesinya. Ada dari kalangan ulama', pedagang juga orang awam.
Syaikh al-Syadzili sebetulnya sudah lama meninggalkan Tunis. Ia pergi ke Iskandariyah kemudian ke Mekkah. Kembalinya ke Tunis lagi ini membuat orang bertanya-tanya. Dalam hal ini dia menjawab : "Yang membuatku kembali lagi ke Tunis tidak lain adalah laki-laki muda ini (maksudnya Abul 'Abbas al-Mursi)". Setelah itu Al-Syadzily kembali lagi ke Iskandariah, karena ada perintah dari Nabi Muhammad SAW dalam mimpinya.
Ada cerita dari al-Mursi tentang perjalanan ke Iskandariah ini : "Ketika aku menemani Syaikh dalam perjalanan menuju ke Iskandariah, aku merasa sangat susah sehingga aku tidak mampu menanggungnya. Lalu aku menghadap Syaikh. Ketika beliau melihat penderitaanku ini, beliau berkata: "Hai Ahmad...!", aku menjawab: "Iya tuanku", Beliau berkata: "Allah telah menciptakan Adam alaihis salam dengan tangan-Nya, dan memerintahkan malaikat-Nya untuk bersujud padanya. Allah kemudian menempatkannya di dalam surga, lalu menurunkannya ke bumi,. Demi Allah... Allah tidak menurunkannya ke bumi untuk mengurangi derajatnya, tapi justru untuk menyempurnakannya. Allah telah menggariskan penurunannya ke bumi sebelum Dia menciptakannya, sebagaimana firmannya "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".. (QS. 2:30). Allah tidak mengatakan di langit atau di surga. Maka turunnya Adam ke bumi adalah untuk memuliakannya bukan untuk merendahkannya, karena Adam menyembah Allah di surga dengan di beri tahu (Ta'rif) lalu diturunkan ke bumi supaya beribadah pada Allah dengan kewajiban (Taklif), ketika dia telah mendapatkan kedua ibadah tadi, maka pantaslah dia menyandang gelar pengganti (Khalifah). Engkau ini juga punya kemiripan dengan Adam. Mula-mula kamu ada di langit ruh, di surga pemberitahuan (Ta'rif) lalu engkau diturunkan ke bumi nafsu supaya engkau menyembah dengan kewajiban (Taklif). Ketika engkau telah sempurna dalam kedua ibadah itu pantaslah engkau menyandang gelar pengganti (Khalifah)".
Begitulah Syaikh Al-Syadzili mengantarkan Al-Mursi menuju ke jalan Allah demi memenuhi hatinya dengan rahasia-rahasia ilahiyah supaya kelak bisa menggantikannya, bahkan bisa dikatakan supaya dia jadi Abu al-Hasan itu sendiri. Sebagaimana Al-Syadzili sendiri pernah mengatakan : "Wahai Abu al-Abbas... demi Allah., aku tidak mengangkatmu sebagai teman kecuali supaya kamu itu adalah saya, dan saya adalah kamu. Wahai Abu al-Abbas.. demi Allah, apa yang ada dalam diri para wali itu ada dalam dirimu, tapi yang ada pada dirimu itu tidak ada dalam diri para wali lainnya".
Persatuan antara keduanya ini di jelaskan oleh Ibn Atho'illah al-Askandari: "Suatu ketika Syaikh al-Syadzili ada di rumah Zaki al-Sarroj, sedang mengajar kitab al-Mawaqif karangan al-Nafari, lalu beliau bertanya: "Kemana Abu al-Abbas?" Ketika Syaikh al-Mursi datang, beliau berkata: "Wahai anakku... bicaralah! Semoga Allah memberkahimu... bicaralah ! jangan diam", maka Syaikh Abu al-Abbas mengatakan: "Lalu aku di beri lidah Syaikh mulai saat itu".
Pada banyak kesempatan Syaikh al-Syadzili memuji ketinggian kedudukan Syaikh al-Mursi, beliau mengatakan: "Inilah Abu al-Abbas, semenjak dia sampai pada ma'rifatullah tidak ada halangan antara dirinya dan Allah SWT. Kalau saja dia meminta untuk ditutupi, pasti permintaan itu tidak akan dikabulkan.
Ketika ada perselisihan antara Syaikh al-Mursi dengan Syaikh Zakiyyuddin al-Aswani, Syaikh al-Syadzili bekata: "Wahai Zaki... berpeganglah pada Abu al-Abbas, karena demi Allah, semua wali telah ditunjukkan oleh Allah akan diri Abu al-Abbas ini. Hai Zaki... Abu al-Abbas itu seorang laki-laki yang sempurna".
Hal yang sama juga terjadi ketika ada perselisihan antara Syaikh al-Mursi dengan Nadli bin Sulton. Syaikh al-Syadzily mengatakan: "Wahai Nadli... tetaplah bersopan santun pada Abu al-Abbas! Demi Allah, dia itu lebih tahu lorong-lorong langit, dibanding pengetahuanmu akan lorong-lorong kota Iskandariah"! As-Syadzili juga mengatakan: "Kalau aku mati, maka ambillah al-Mursi, karena dia adalah penggantiku, dia akan mempunyai kedudukan tinggi di hadapan kalian, dan dia adalah salah satu pintu Allah".
*Ilmu al-Mursi*
Imam Sya'roni menceritakan bahwa suatu ketika ada seseorang yang mengingkari keilmuan Syaikh al-Mursi. Orang tersebut mengatakan: "berbicara tentang ilmu yang ada itu hanya ilmu lahir, tetapi mereka, orang-orang sufi itu mengaku mengetahui hal-hal yang diingkari oleh syara'". Di kesempatan yang lain orang ini menghadiri majlis Syaikh al-Mursi. Tiba-tiba dia jadi bingung hilang kepintarannya. Seketika itu juga ia tidak mengingkari adanya ilmu batin. Dengan sadar dan penuh sesal ia berkata : "Laki-laki ini sungguh telah mengambil lautan ilmu Tuhan dari tangan Tuhan". Akhirnya dia menjadi salah satu murid dekat al-Mursi. Abu al-Abbas mengatakan : "Kami orang-orang sufi mengkaji dan mendalami bersama ulama' fiqih bidang spesialisai mereka, tapi mereka tidak pernah masuk dalam bidang spesialis kami".
Rupanya kealiman al-Mursi tidak terbatas pada ilmu fiqh dan tasawuf. Ibnu Atho'illah menceritakan dari Syaikh Najmuddin al-Asfahani : "Syaikh Abu al-Abbas berkata padaku: "Apa namanya ini dan itu dalam bahasa asing?" Tersirat dalam hatiku bahwa Syaikh ingin mengetahui bahasa ajam maka aku ambilkan kamus terjemah. Beliau bertanya: " Kitab apa ini?", Aku jawab : "Ini kitab kamusnya". Lalu Syaikh tersenyum dan berkata: " Tanyakan padaku apa saja, terseserah kamu, nanti aku jawab dengan bahasa arab, atau sebaliknya". Lalu aku bertanya dengan bahasa asing dan beliau menjawab dengan memakai bahasa Arab. Kemudian aku bertanya dengan bahasa Arab, beliau menjawab dengan bahasa asing. Beliau berkata: " Wahai Abdullah... ketika aku bertanya seperti itu tidak lain adalah sekedar basa-basi bukan bertanya sesungguhnya. Bagi wali tidak ada yang sulit, bahasa apapun itu.
Dalam penafsiran ayat "Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-Mulah kami mohon pertolongan. "(QS. 1:5), al-Mursi menafsiri sebagai berikut, "Hanya Engkaulah yang kami sembah maksudnya adalah Syariah, dan hanya kepada-Mulah kami memohon adalah Haqiqoh. Hanya Engkaulah yang kami sembah adalah Islam, dan hanya kepada-Mulah kami mohon pertolongan adalah Ihsan. Hanya Engkaulah yang kami sembah adalah Ibadah, dan hanya kepada-Mulah kami mohon pertolongan adalah Ubudiyyah. Hanya Engkaulah yang kami sembah adalah Farq, dan hanya kepada-Mulah kami mohon pertolongan adalah Jam'.
Karomah Kedekatannya dengan Yang Maha Kuasa menyebabkan ia banyak mempunyai karomah, di antaranya:
• Al-Mursi telah mengabarkan siapa penggantinya setelah ia meninggal. Orang itu adalah Syaikh Yaqut al-Arsyi yang lahir di negeri Habasyah. Suatu ketika ia meminta murid-muridnya agar membuat A'sidah (sejenis makanan). Iskandariah pada saat itu tengah musim panas. Karena heran ada seseorang yang bertanya : "Bukankah A'sidah itu untuk musim dingin ?". Dengan tenang al-Mursi menjawab : " A'sidah ini untuk saudara kalian Yaqut orang Habasyah. Dia akan datang kesini ".
• Ada seseorang yang datang menghadap al-Mursi dengan membawa makanan syubhah (tidak jelas halal-haramnya) untuk mengujinya. Begitu melihat makanan itu al-Mursi langsung mengembalikannya pada orang tersebut sambil berkata: "Kalau al-Muhasibi hendak mengambil makanan syubhah otot tangannya bergetar, maka 60 otot tanganku akan bergetar" .
• Pada suatu masa perang, penduduk Iskandariah semua mengangkat senjata untuk berjaga-jaga menghadapi serangan musuh. Demi melihat hal ini, Syaikh al-Mursi mengatakan: " Selama aku ada ditengah-tengah kalian, maka musuh tidak akan masuk". Dan memang musuh tidak masuk ke Iskandariah sampai Abu-al Abbas al-Mursi meninggal dunia
Popular Posts
-
Pengertian Hukum Mad Menurut bahasa, Mad artinya tambahan atau melebihkan. Di dalam istilah ilmu tajwid, Mad adalah memanjangkan bacaan ket...
-
PEMBAGIAN WAQOF Secara umum waqaf dibagi menjadi empat kategori, yaitu : I. Waqaf Ikhtibari Yaitu berhenti pada ayat yang belum sempurna...
-
Huruf Muqotho’ah adalah huruf yang dibaca sebagaimana nama hurufnya. Huruf Muqotho’ah terdapat pada ayat pertama surat-surat tertentu seba...